Stigma, Covid-19, Ungu dan Janda
Sulit meminimalisir stigma dari masyarakat kita. Di tengah pandemi covid-19, bukan hanya ODP, PDP, pasien positif dan jenazah korban covid-19 saja yang jadi korban stigmatisasi, nakes alias tenaga kesehatan yang menjadi pahlawan garda terdepan juga tak luput dari ancaman ini. Pun sama, keluarga mereka yang tidak berhadapan secara langsung dengan pasien juga terkena imbasnya. Dicap dan dianggap juga sebagai penular virus bermahkota yang tak kasat mata itu. Harus dihindari! Lha, terus, hubungannya dengaan ungu dan janda apa? Jadi, gini, hampir sama juga dengan status janda yang oleh kebanyakan masyarakat kita dipandang negatif. Distigmai negatif. Janda selalu diidentikkan dengan (maaf) kesepian, haus belaian, gatal, penggoda suami orang. Padahal, kan, belum tentu perempuan yang berstatus janda pasti seperti itu. Lucunya lagi, yang tak ada kaitannya secara langsung dengan janda juga kena imbasnya. Apa itu? Warna. Iya, warna ungu misalnya. “Eh, kok, pakai baju ungu, sih? Itu kan warna janda!” Lucunya, masyarakat kita menstigmatisasi ungu sebagai warna janda. Dampaknya, ada orang yang jadi takut memakai warna ungu. Entah itu pakaian, aksesoris, cat rumah, dan lainnya. Secara pribadi, saya tidak setuju kalau ungu itu warna janda, tidak ada korelasinya. Mungkin benar ya lirik lagu “Indonesia negeriku, orangnya lucu-lucu” 😁😁🤭 Selain hijau, saya penyuka ungu, dan yang mirip-mirip ungu. Kalau kamu?
Tebingtinngi, 17 April 2020
15.11 WIB, pas lagi hujan
Komentar
Posting Komentar